Sabtu, 14 Maret 2015

Makalah Bisnis

PENGANTAR BISNIS
“PERENCANAAN BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN ”



Disusun Oleh :
Ari Fadhila Putri                              (201410170311059)
Disella Erangga Restu Pradita        (201410170311084)
Lina Chusnul Muda Wamah                     (201410170311097)
Jul Ahmad Amin                                        (201410170311103)







Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang
2014/2015

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penyusun ucapkan kepada Allah STW, yang karena bimbingan-Nya lah maka penulis bisa menyelesaikan sebuah makalah Pengantar Bisnis yang bertema  "Perencanaan Bisnis dan Kewirausahaan".
Makalah ini dibuat dengan berbagai sumber dalam jangka waktu yang singkat  sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya melalui berbagai sumber terkait. Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pengantar Bisnis yang telah membantu kami dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.

Malang, Oktober 2014

Penyusun








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang............................................................................................................
1.2.   Rumusan Masalah.......................................................................................................
1.3.   Tujuan.........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Bisnis............................................................................................................................
2.2. Perencanaan Bisnis.......................................................................................................
2.3. Kewirausahaan...........................................................................................................
BAB III Penutup
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................
3.2. Saran...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................














BAB I PENDAHULUAN


1.1   Latar belakang
Ide dan peluangdapatkitaperolehdenganhal-halkecil yang berada di sekitarkita.Perekonomiantentusajaakanterusberkembangdansebagai orang yang dapatmelihat ide danpeluangkitaharuscepattanggapdanmeresponperubahan-perubahan yang akan terjadi saat  ini. Kita tidak dapat memungkiri dalam memanfaatkan ide dan peluangtentusajaadamasalah yang tentuakanterjadi, namunjikakitatidakmencobakitatidakakanmempunyaipengalamandalamberbagaihal. Kita harusberaniuntukmencobaterlebihdahulujangansampaiketakutan, ketakutantersebutmenghalangikitauntukmemperoleh ide danpeluang yang akankitajalankan.
Dalamkehidupansehari-hari, masihbanyak orang yang menafsirkandanmemandangbahwakewirusahaanadalahidentikdenganapa yang dimilikidandilakukanolehusahawanatauwiraswasta. Pandangantersebutkurangtepatkarenajiwadansikapkewirausahaantidakhanyaolehusahawan, namunjugaolehsetiap orang yang berpikirkreatifdanbertindakinovatif, misalnyapetani, karyawan, pegawaipemerintah, mahasiswa, guru, pimpinanproyek, dan lain sebagainya.
Berpikirkreatifdaninovatifdapatmenciptakan ide kreatifdaninovatif.Dan ide tersebutdapatmembuatsebuahpeluangusaha yang besar.Tetapikitaharusberpikirkreatifdaninovatif yang sungguh-sungguhdanmendalam agar dapatmenciptakansuatu ide yang dapatmenghasilkanpeluang.Dengankreatifitasdaninovatifkitabisamenciptakansuatunilailebihterhadapsuatubarangdanjasa yang memilikinilaigunabagikonsumen yang membutuhkan.Dengan ide kreatifdaninovatifmembuatpeluangusahakitamenjadilebihkuatdaripadapesaingusahakita.Dikarenakanhasilproduk-produkusahakitamempunyainilailebih yang pastinyaakanmenarikminatkonsumen.






1.2     Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan bisnis ?
2. Bagaimana merencanakan bisnis agar menjadi sebuah bisnis yang maju dan dapat diterima oleh masyarakat?
3. Bagaimana tahapan merencanakan sebuah bisnis?
4. Bagaimana menjadi seorang wirausahawan yang baik?

1.3     Tujuan
  1. Untuk mengetahui cara merencanakan sebuah bisnis yang baik dan benar
  2. Untuk menjadi seorang entrepreneur yang memiliki jiwa-jiwa kewirausahaan.
  3. Untuk memulai sebuah bisnis baru yang diterima oleh masyarakat dan tidak melanggar etika.

















BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggrisbusiness, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.
Bentuk dasar kepemilikan bisnis
Meskipun bentuk kepemilikan bisnis berbeda-beda pada setiap negara, ada beberapa bentuk yang dianggap umum:
  1. Perusahaan perseorangan:Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh satu orang. Pemilik perusahaan perseorangan memiliki
tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Artinya, apabila bisnis mengalami kerugian, pemilik lah yang harus menanggung seluruh kerugian itu.
  1. Persekutuan:Persekutuan adalah bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan perseorangan, setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi persekutuan komanditer dan firma.
  2. Perseroan:Perseroan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa orang dan diawasi oleh dewan direktur. Setiap pemilik memiliki tanggung jawab yang terbatas atas harta perusahaan.
  3. Koperasi: adalah bisnis yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
2.2. Perencanaan Bisnis
Rencana bisnis (business plan), merupakan dokumen tertulis yang dipersiapkan oleh seorang pengusaha yang mendiskripsikan semua elemen eksternal dan elemen internal yang relevan yang terlibat dalam pembentukan sebuah perusahaan baru. Rencana bisnis merupakan langkah awal dari seorang wirausahawan dalam mempersiapkan dan memulai usahanya. Rencana bisnis juga dapat mengandung informasi tentang latar belakang organisasi atau tim yang bertanggung jawab memenuhi tujuan itu. Sering kali rencana bisnis merupakan penggabungan rencana-rencana fungsional seperti pemasaran,keuangan,manufaktur, dan sumber daya manusia.
Proses perencanaan itu bukanlah sebuah proses yang dilakukan dalam satu kali proses, tetapi membutuhkan tahapan-tahapan proses yang berurutan dan saling terkait.




Tahapan-tahapan dalam rencana bisnis adalah :
  1. Tahapan riset dan survei lapangan, seperti perilaku konsumen, perilaku pasar,tingkat permintaan, tren, dan arah perubahan persaingan(change driver).
  2. Tahapan pengumpul;an data dari internal dan eksternal.
  3. Tapan evaluasi data dan pengelolaan data dengan metode-metode statistik ataumetode-metode analisa yang lain.
  4. Tahapan penyelesaian hasil riset dan survei untuk memastikan bahwa data daninformasi itu sudah akurat dan benar.
  5. Tahapan perencanaan dan analisa pemilihan strategi perusahaan atas hasil riset.
  6. Tahapan persiapan, pembuatan, dan penyusunan rencana bisnis.

Perencanaan bisnis mencangkup :
  1. Manajerial perusahaan, kejelasan dalam tatanan kinerja perusahaan
  2. Keadaan fisik dan sebuah bangunan yang kita tempati
  3. Pegawai, tenaga kerja staff
  4. Produk yaang kita hasilkan
  5. Sistem informasi mengenai market perusahaan
  6. Rincian rugi/laba
  7. Perhitungan neraca
  8. Prediksi cash flow untuk 2 tahun ke depan. Cash flow (aliran kas) merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.

Ada 2 pandangan yang harus dipertimbangkan dalam mempersiapkan rencana bisnis:
  1. Pandangan dari pengusaha yang memahami kreativitas dan teknologi dalam perusahaan baru tersebut secara lebih baik bila dibandingkan dengan orang lain.
  2. Perspektif pemasaran, para pengusaha harus berusaha memandang bisnis merekamelalui sudut pandang pelanggan seorang pengusaha harus berusaha memandang bisnisnya melalui sudut pandanginvestor. 
Perkiraan finansial yang baik sangatlah penting.rencana bisnis sangatlah berharga bagi seorang pengusaha, investor yang potensial, atau bahkan karyawan baru yang berusaha untuk membiasakan diri dengan perusahaan, tujuan tujuannya, dan sasarannya karena:
  1. Membantu kelangsungan hidup perusahaan dalam pasar yang ditunjuk
  2. Memberikan petunjuk untuk seorang pengusaha dalam mengatur aktivitas aktivitasnya berfungsi sebagai alat yang penting untuk membantu mendapatkan pembiayaan.

Manfaat Rencana Bisnis

Ditinjau dari sisi positifnya, ada beberapa manfaat penting rencana bisnis bagi wirausahawan dalam mensukseskan bisnisnya, yaitu :
  1. Membantu wirausahawan untuk berpikir tentang bisnisnya melalui ide-ide yang dituangkan dalam sebuah rencana yang terintegrasi dengan baik.
  2. Membantu wirausahawan dalam mengambil keputusan dan mengevaluasi keputusan dan mengevaluasi ide-ide bisnis sehingga resiko kegagalan bisadiminimalisir.
  3. Memberikan informasi dan sinyal bagi bisnisnya agar tetap berjalan dengan benar,sehingga rencana bisnis itu bisa menjadi mercusuar (pedoman) bagi perjalanan bisnisnya.
  4. Meningkatkan kepercayaan diri dari wirausahawan bila bisnisnya berrjalan dengan baik sesuai rencana bisnis.
  5. Untuk belajar dari kegagalan, kesalahan, dan pandangan-pandangan bisnis yangtidak sesuai pada saat menjalankan bisnis
  6. Menuntun wirausahawan agar menjadikan bisnis pertamanya mempunyai kemungkinan untuk sukses dan terus tumbuh dan berkembang.
  7. Mengingatkan agar dalam berinvestasi tidak didasarkan keputusan yang bersifatemosi saja tanpa landasan yang tepat Membantu wirausahawan dalam mencari rekan bisnis, pemodal, investor, atau untuk mengajukan kredit modal kerja ke bank.




Format Penyusunan dan Pembuatan Rencana Bisnis
Setiap penyusunan dan pembuatan rencana bisnis setidaknya memiliki garis besar kerangka format penyusunan. Kerangka dan format penyusunan rencana bisnis terdiri dari beberapa bagian pokok, yaitu :
  1. Introduction (perkenalan)
  2. Executive summary, dimana biasanya hal tersebut harus clear, exciting, effective,and attractive
  3. The product
  4. The business
  5. The industry
  6. Business goals
  7. Marketing plan
  8. Marketing communication

2.3.  Kewirausahaan
Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
 Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.  Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnyadan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

Sejarah kewirausahaan

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755.Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20.Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.  Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan

Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
  1. Percaya diri
  2. Berorientasikan tugas dan hasil
  3. Berani mengambil risiko
  4. Kepemimpinan
  5. Keorisinilan
  6. Berorientasi ke masa depan
  7. Jujur dan tekun


Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
  1. Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
  2. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
  3. Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
  4. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
  5. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
  6. Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
  7. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

Tahap-tahap kewirausahaan

Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:

1.      Tahap memulai

Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’.Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.

2.      Tahap melaksanakan usaha

Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

3.      Tahap mempertahankan usaha

Tahap di mana wirausahawanberdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi]
  1. Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

Sikap wirausaha

Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
  1. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
  1. Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
  1. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.

  1. Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
  1. Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.


  1. Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.

Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha

Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
  1. Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
  1. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
  2. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
  3. Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
  1. Lokasi yang kurang memadai.
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
  1. Kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
  1. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
  1. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional

Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.
Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan perkapitadan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena tingginya pengangguran.

Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:
  1. Menciptakan lapangan kerja
  2. Mengurangi pengangguran
  3. Meningkatkan pendapatan masyarakat
  4. Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)
  5. Meningkatkan produktivitas nasional







 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
             1.     Perencanaan bisnis adalah salah satu cara yang ditempuh sebelum seseorang memutuskan untuk membuka atau melakukan sebuah usaha.
             2.     Perencanaan bisnis harus dimulai dengan sungguh-sungguh agar menghasikan sebuah bisnis yang baik dan dapat diterima oleh masyarakat.
             3.     Kewirausahaan adalah sebutan untuk orang yang memiliki sebuah ide kreatif, inovatif, dan orisinil dalam menciptakan sebuah barang.
             4.     Kewirausahaan merupakan sebuah terobosan baru dalam dunia lapangan kerja yang bertujuan untuk menyerap tenaga kerja lokal dan dapat mengurangi angka pengangguran.
             5.     Bisnis adalah organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggrisbusiness, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

3.2. Saran
            Kita sebagai generasi muda yang akan merubah negara kita, seharusnya mempunyai jiwa kewirausahaan agar dapat segera membatu pemerintah untuk menyelesaikan masalah perekonomian yang ada di Indonesia terutama bidang kesejahteraan. Tetapi sebelum itu, kita dituntuk untuk membuat sebuah bisnis dan merencanakannya secara matang agar menghasilkan sebuah inovasi baru yang dapat diterima oleh masyarakat luas.