Jumat, 23 Oktober 2015

Kultum Untuk Umum

Shalat Bisa Menjaga Tata Cara Kehidupan Manusia
Asslamu’alaikum Wr.Wb...

QOOLALLAHU TA’ALAA:
WASTA’IINUHU BISHOBRI WASHOLAATI, WAINNA HAA LAKABIIROTUN ILLA ‘ALAL KHOSYI’IIN
Artinya:
Allah SWT berfirman; “jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali orang-ornag yang khusu’ (serius).”  <(QS; Al-Baqarah : 45)>
Saudaraku, yang seiman dan setaqwa, sebangsa dan setanah air, serta umat Islam dimanapun anda berada. Sadarilah bahwa hidup adalah perjuangan, hidup penuh dengan permasalahan, banyak orang yang mengatakan “bukan hidup namanya kalau tidak ada masalah didalamnya”. Masalah terus bermunculan, selesai yang satu datang yang baru. Malah terkadang satu masalah yang belum selesai malah datang masalah yang lain. Masalah selesai dikala Roh dan Badan sudah terpisahkan, tapi yang selesai itu adalah masalah dunia, sementara masalah akhirat akan dimulai setelah masalah dunia telah usai.
Namun bagi kita orang yang beriman, tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. “sungguh setiap kesulitan paasti selalu dibarengi dengan kemudahan”. Sabar dan Shalat aadalah senjata yang ampuh untuk mencapai cita-cita dan memperoleh jalan keluar kesulitan/masalah yang kita hadapi. Allah SWT menyeru kita agar menggunakan shalat dan sabar untuk memcahkan segala cobaan, sebagaimana Firman_Nya:
YAA AYYUHAL LADZIINA AMANUSTA’INUU BISHSHOBRI WASHSHOLAAH, INNALLAAHA MA’ASHSHOBIRIIN.
Arinya:
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah selalu bersama orang-orang yang sabar. Maksutnya hadapilah semua masalah hidup ini dengan sabar dan shalat.
Shalat bagi umat islam adalah tiang agama, tonggak keyakinan untuk berserah diri kepada Sang Khaliq, sinar cemerlang untuk menerangi jalan kehidupan, Zikir Penenang Hati Penawar Dika, dan cuga pencegah dari perbuatan keji dan mungkar, menyadarkan diri setiap manusia untuk apa ia diceiptakan Tuhan, dan untuk membedakan siapa yang Muslim Dan siapa yang Kafir.  Dsb...
Sebagaimana Firman Allah:
WAQIMI SHSHOLAA TA THA RAFAINNA HAA RIWADZULAFAN MINALLAILI INNAL HASANAATI YUZ HIB’ NASYSYYI ‘AA TI ZAA LIKA ZIK’ RAA LIZZAAKIRIIN.


Artinya:
Dan tetaplah engkau mengerjakan shalat pada pagi hari dan petang dan ssebagian dari malam hari. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu bisa menghapuskan perbuatan-perbuatan jelek dan menjadi peringatan bagi orang-orang yang mau memperhatikan.
Ketika kita melihat ke masa lalu, diamana kehidupan para Nabi Allah, Rasul Allah, dan para Wali.  Problematika kehidupan mereka dalam menjalankan dan minyiarkan agama Allah tidak pernah berjalan dengan tenang, selalu saja ada rintangan yang selalu menghalangi mereka. Kalau kita melihat perang agama dizaman sekarang tiada bandingnya dengan peerang yang mereka jalani di zaman dulu.
Ø  Mereka diperangi dan dimusuhi
Ø  Mereka dihina dan dizalimi
Ø  Mereka dihadapkan dengan embargo ekonomi
Ø  Mereka dipenjarakan dan disiksa, malah ada yang digantung, dibakar, diludahi dilempari dengan batu dan kotoran. Dsb
Bahkan masalah Nabi Muhammad lebih besar lagi ketika menghadapi kaum jahiliyah. Mulai dari masalah keluarga, tentangga, masyarakat bahkan negara. Tetapi semua masalah muncul selalu dihadapi dengan sabar dan shalat, misalnya
Ø  Masalah kemarau panjang dan kekeringan, Rasulullah melakukan shalat Istiqa’. Sama halnya seperti sejarah Nabi Yusuf.
Ø  Perekonomian, Rasul melaksanakan shalat Dhuha.
Ø  Ada masalah yang membingungkan, Rasulullah melakukan shalt Istikharah, shalat memilih mana yang terbaik.
Ø  Ingin selamat dan terhindar dari mara bahaya, Beliau melaksanakan shalat Safar.
Ø  Ingiun mendapat martabat yang tinggi, Rasul melaksanakan shalat Tahajjud atau shalat malam.
Ø  Ingin tercapai maksud dan tujuan, Raasul melakukan shalat Hajat.
Ø  Ada kejadian alamk seperti Gerhana, Rasul melakukan shalat Gerhana.
Alhasil, semua cobaan dan rintangan yang beliau dapatkan selalu Ia hadapi dengan sabar.
Beliau Bersabda:
ASHSHOBRU TSALAATSATUN: FASHOBRUN ‘ALAL MUSHIIBAH, WASHORUN ‘ALATH THO’AH, WASHOBRUN ‘ANIL MA’SHIYAH.
Arinya:
Sabar itu ada 3 macam:
1.     Sabar ketika menghadapi musibah (cobaan yang tidak menyenangkan)
2.     Sabar ketika hendak menjalankan tha’ah/ibadah
3.     Sabar menahan diri dari melakukan ma’shiyah.
Sabar yang harus diterapkan itu mengandung unsur 7-T:
1.     Tenang.          3. Tabah.       5. Telitih.                  7. Taqwa kepada Allah.
2.     Tahan.           4. Tekun.       6. Tanggulangi/tanggung jawab.
Shalat yang khusyu’ akan membuka buhul-buhul kesulitan. Sebagaimana sabda Rasulullah:
Artinya:
Apabila permasalahan telah mencapai puncaknya, maka Rasulullah bangkit melakukan shalat.
Lebih dari itu, shalat itu sesungguhnya menghindari diri dari perbuatan keji dan mungkar, kekacawan, kericuhan kehidupan, mengendali diri agar kehidupan umat bisa terarah dan untuk mencapai suasana kondusif.
Firman Allah:
INNASH SHOLATA TANHA ‘ANIL FAKHSYA-IWALMUNKAR
Artinya:
Sesungguhnya shalat itu bisa mencegah perbuatan yang keji dan yang mungkar.
Orang pasti bertanya:
“bagaimana caranya dan apa buktinya kalau shalat bisa menghindari dari perbuatan yang keji dan yang mungkar?”
Jawabannya:
Caranya adalah shalat harus dilaksanakan dengan khusyu’. Sedangkan untuk mencapai khusyu, menurut imam Al-Ghazali ialah mendirikan shalat dengan menghadirikan seluruh perhatian (serius) yang meliputi:
1.     Attafhim:       memahami bacaan.
2.     Atta’zhim:     menganggungkan Allah, merasa kecil dihadapan Allah.
3.     Alhaibah:       mengagumi kehebatan Allah, dengan menyaksikan tanda-tanda      kehebatan Allah.
4.     Arraj’:                        mengharap ampunan dan rahmat Allah.
5.     Alhaya’:         merasa malu kalau tidak beribadah, malu karena tidak sebanding antara nikmat yang diterima dengan pengabdian.
Seperti yang kita ketahui shalat itu terdiri dari bacaan tertentu dan melakukan gerakan tertentu disaat waktu yang tertentu. Agar bacaan itu bisa meresap kedalam jiwa, maka perlu dilakukan 7-M:
1.     Membaca.                  5. Meneliti.  
2.     Menterjemah.            6. Memahami.
3.     Mengkaji.                  7. Mengamalkan.
4.      Menghayati.
Maka ketika kita sudah bisa melakukan 7-M ini, insha Allah jiwa kita akan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar. Kita akan terhindar dari perbuatan maksiat, kita akan terhindar dari penyakit rohani, kita akan bisa lebih mudah memahami siapa diri kita yang sebenarnya. Ingat..!!  “ketika engkau mengenal dirimu sendiri, maka kau akan bisa lebih mudah mengenal Tuhanmu..”
Muda-mudahan dengan tulisan dan kata yang singkat ini bisa menyadarkan kita kepada jalan yang telah ditentukan kebenarannya. Aamiin.
Billahitaufiq walhidayah, wassalamu’alaikum Wr. Wb...
Terima kasih salam dari: Joell Achmad Amin J




Tidak ada komentar:

Posting Komentar