Hidup Adalah Perjuangan
Judul : Kupinjam
Napas Iblis
Penulis : Mira W
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Juni 2009
Tebal : 360 halaman; 18 cm
Harga : Rp. 25.500,-
Peresensi : Jul Ahmad Amin
Buku
yang setebal 18 cm ini ditulis denga judul Kupinjam
Napas Iblis, isinya tentu saja sesuai berdasarkan dengan judulnya. Karena
buku ini menceritakan tentang seorang seniman yang biasa-biasa saja namun ia
mempunyai impian tinggi yaitu menjadi pengarang terkanal, ia menikah dengan
seorang perempuan penyayang. Namun, suatu ketika karya seniman tersebut ditolak
oleh penerbit karena karyanya sudah tidak berbobot. Tentu saja hal seperti ini
membuat seorang seniman merasa sakit hati dan stres memikirkan karyanya yang
ditolak. Ia berpisah dengan istri dan anak tercintanya karena ia terlalu
menuruti kehendak hawa nafsunya. Namun sebelum berpisah dengan istri dan
anaknya ia pernah berjanji ingin membawa anak dan istrinya keliling dunia,
selain itu ia juga berjanji bahwa nanti ia akan membelikan perhiasan berlian
kepada istrinya. Detik-detik percerayannya berasama sang itri, ia mengatakan, suatu hari ia akan menepati janjinya meskipun ia
harus meminjamkan napas iblis.
Novel
ini mengisahkan konflik-konflik dalam rumah tangga. Namun kisah yang ada di
dalam novel ini tidak semuanya mengarah kepada konflik,
di dalam cerita novel ini juga terdapat cerita-cerita romantis. Seperti
yang ditulis di bab pertama, seorang seniman yang melamar kekasihnya bukan
dengan emas atau uang melainkan sebuah buku novel bertuliskan terimah kasih
kepada kekasih yang ingin dilamar. Kisah seperti ini membuat hati pembaca
tersentuh dengan kemesraan isi dari novel yang sedang dibaca.
Tapi seorang
seniman biasa-biasa saja yang mempunyai impian tinggi hanya bisa tertawa dan
bangga dengan karyanya hanya beberapa buku saja,
selain dari beberapa buku itu, ia sudah mulai kehabisan ide untuk menulis. Mulailah keharmaonisan rumah tangganya hancur
berantakan karena ia hanya sibuk mengurusi dan mencari ide-ide untuk tulisan
karyanya, sementara kekasih dan buah hatinya sudah mulai ia lupakan. Apa lagi
ketika ia bertemu dengan seorang wanita sexy dan
cantik yang membuatnya penasaran dan terpukau oleh wanita tersebut. Memang
dengan mengenal wanita itu, ia menemukan ide-ide baru meskipun ide yang ia
temukan merupakan pengalaman dan kisah perselingkuhannya. Pada saat itu terbitan
bukunya mulai banyak keluar, tapi buku yang ia karang merupakan
buku kalangan para remaja, karena buku itu menceritakan kisah-kisah percintaan
dan kisah seorang penjudi. Pada saat itu ia sudah mulai kayah dan terkenal,
meskipun buku-bukunya banyak kritikan dari masyarakat. Seperti yang tertulis
pada judul buku ini, ia sudah meminjamkan napas iblis, ia sudah tidak
menghiraukan halal dan haramnya rezki yang diberikan kepada anak-istrinya.
Pada
suatu hari, istrinya sudah mulai curiga dengan perbuatannya karena ia sudah
mendadak berubah. Apalagi akhir-akhir ini ia sudah jarang pulang kerumah, dan
suatu ketika ia pergi keluar negeri, istrinya memutuskan untuk mengikutinya
diam-diam. Sesampainya di luar negeri sang istri mencarikan alamat suaminya,
dan ia menemukan di sebuah hotel berbintang. Saat itu istrinya sangat ketakutan
masuk kedalam hotel tesebut karena ia tidak pernah memasuki hotel yang seperti
itu, tapi karena rasa cintanya kepada sang suami, ia harus melawan rasa takutnya.
Setelah ia menelusuri seluruh pelosok hotel, ia menemukan suaminya yang sedang
berjudi dan sedang berpelukan mesra dengan wanita cantik dan sexy. Meliahat
perbuatan suami yang diluar dugaan, hatinya sangat kecewa bagaikan luka teriris
pisau dicabein.
Ketika mereka
sudah sama-sama pulang, sang istri masih sangat menyayanginya dan berniat untuk
merubahnya denagan cara apapun. Namun karena sang suami sudah sangat senang
dengan kehidupannya yang sekarang, akhirnya usaha sang istri sia-sia. Ketika
sang istri suadah tidak tahan dengan perbuatan suaminya, ia memutuskan untuk
bercerai, meskipun rasanya sangat berat. Betapa tidak, ia harus pergi
meninggalkan suami dengan membawak buah hatinya dengan tidak memiliki harta
apapun. Namun karena ia sudah tidak tahan lagi, akhirnya keputusan itu harus ia
jalani.
Setelah
berpisah dengan suami, ia harus berusaha bekerja sekuat tenaga dan semaksimal
mungkin demi untuk kelangsungan hidup dan sang buah hati tercinta. Pada
akhirnya ia menemukan pekerjaan yang sangat sesuai dengan jati dirinya yaitu
menjadi seorang WO, sedangkan suaminya masih sibuk berjudi dan bercinta dengan
wanita yang ia lihat sewaktu di hotel dulu. Dengan menjadi seorang WO, ia
selalu menjaga kedisiplinan pekerjaan agar pelanggan dan siapa saja yang
membutuhkan jasanya selalu puas dan percaya terhadap usaha yang ia jalankan.
Namun suatu kendala yang mengancam kebahagiaannya pada saat itu, ia merasa aneh
kepada anaknya yang sudah berumur 6 tahun namun belum bisa berbicara dan sangat
bedah dengan anak-anak normal lainnya. Ketika ia memeriksa anaknya ke dokter,
ia dikejutkan dengan berita yang menyengat hati seorang ibu, yaitu anaknya
terkena penyakit autis. Apalagi pada saat itu dokter mengatakan bahwa anak autis
yang sudah berumur 6 tahun tidak akan bisa disembuhkan, tentu saja berita itu
sangat menyedihkan, betapa tidak ia seorang janda yang suaminya direbut wanita
lain, ditambah lagi anak yang satu-satunya ia sayangi terkena penyakit autis.
Kebetulan pada saat itu tetangganya juga memiliki seorang anak autis, dulu kata
tetangganya, anaknya diketahui terkena penyakit autis bahkan sudah berumur 9
tahun tapi masih bisa terobati dengan melakukan perawatan khusus. Mulai pada
saat itu ia bekerja sebagai WO dan meluangkan waktu untuk merawat anaknya
dengan khusus. Kerena terlalu sibuk, ia harus menyewakan ibu tetangganya yang
juga mempunyai anak autis. Dengan kekuatan keyakinan dan kerja keras, akhirnya
perlahan-lahan anaknya juga bisa sembuh meskipun perawatannya memerlukan
kesabaran dan waktu yang lama.
Di tengah-tengah
kesibukannya melayani pelanggan, ia menemukan seorang lelaki pengusaha yang 2 tahun
lebih muda darinya dan merasa cocok dengannya. Lelaki ini telah melamarnya
meskipun waktu pertama melamar lelaki ini tidak menunjukan keformalan dalam
pelamarannya. Lelaki ini sangat menyayangi anaknya dan perhatian. Mereka sudah
menyepakati tanggal dan bulan pernikahan mereka, tapi dua minggu sebelum
menikah mantan suaminya datang kembali. Dia menepati sumpahnya “suatu hari aku
akan mencarimu untuk melunasi utangku, sekalipun harus meminjamkan napas iblis”, mantan suaminya itu melunasi janjinya
yang tertunda hampir sepuluh tahun. Tetapi dia bukan hanya membayar utang, dia
membawa kemelut baru dalam hidup mantan istrinya. Tentu saja masalah ini bisa
mengancam pernikahan mereka, tapi karena ia seorang wanita yang setia dan
tegas, ia bisa mengendalikan diri dan berpikir bahwa ia sudah tidak ada
hubungan dengan mantan suami, yang menjadi perantara mereka hanyalah sang buah
hati, kenangan mereka hanyalah masa lalu. Akan tetapi dengan paksaan dan
permohonan dari mantan suami, ia harus menerima cincin yang dibawak mantan
suami sebagai utang dan sumpahnya sewaktu berpisah dulu. Karena dihatinya ada
keraguan dengan asal-usul cincin pemberian suaminya, ia memutuskan untuk
menyerahkan kepada polisi agar cincin itu di kembalikan ke toko asalnya.
Dengan
niat yang tulus akhirnya pernikahannya dengan seorang pengusaha berjalan dengan
lancar. Satu minggu setelah menikah, dikabarkan ada pencurian dan pembunuhan di
toko cincin dekat tempat tinggal mantan suaminya, diduga pelaku adalah mantan
suaminya, dari sini muncul masalah baru karena ia harus diperiksa sebagai saksi
karena ia pernah menyerahkan sebuah cincin kepada polisi. Akan tetapi setelah
diselidiki pelakunya bukanlah mantan suami melainkan orang lain yang mencuri
dan membunuh satpam toko cincin tersebut. Tidak lama dari kejadian itu,
dikabarkan mantan suaminya meninggal dunia dibunuh oleh seorang perampok yang
ingin mengambil sebuah cincin hasil curian mantan suaminya, tapi perampok itu
tidak berhasil mengambil cinicin karena sudah duluan ditelan olehnya.
Beberapa hari
setelah kematian mantan suaminya, ia merayakan ulang tahun anaknya ke 15.
Sebelum meninggal dunia, ternyata suaminya telah menulis sebuah novel panjang
yang menceritakan tentang perjalanan cintanya dan likah-likuh kesulitan semasa
hidupnya. Novel ini sengaja ia buat untuk hadiah ulang tahun anaknya yang telah
dititipkan kepada seorang editor buku pertama ia buat.
Buku
karia Mira W ini sangat menarik dibaca baik kalangan remaja maupun yang sudah
berumah tangga, karena banyak hal-hal positif yang bisa kita pelajari dari
cerita buku ini. Perjuangan seorang wanita yang dikhianati suaminya kemudian
memiliki anak yang tidak normal bukanlah hal yang biasa tapi berkat kerja
kerasnya, ia bisa memperjuangkan hidupnya, dari sini kita bisa mengambil makna
yang luar biasa bahwa ketika ada cobaan yang datang pasti kita bisa mengatasinya asal dengan hati
yang tabah dan ikhlas disertai kerja keras, karena dibalik musibah pasti ada
berkah. Kemudian dari cerita buku ini kita juga bisa mengambil pelajaran bahwa
disaat kita sudah tidak berada dijalan yang benar maka kita pasti akan
menemukan kekecawaan, seperti halnya seorang seniman yang telah diceritakan
buku ini. Kelebihan dari novel ini adalah bahasanya yang disusun dengan bahasa
indonsia yang sempurna sehingga mudah dipahami, dan alur ceritanya juga tidak
bertele-tele sehingga pembaca tidak merasa muak dengan cerita novel ini,
kemudian cerita yang banyak mengandung unsur positif bisa menutupi dari kekurangan isi dari novel.
Tetapi
di dalam novel ini juga terdapat beberapa hal negatif. Seniman yang mencari ide
dengan cara berjudi tidaklah baik dibaca oleh kalangan anak-anak, apalagi
cerita tentang perselingkuhan dan perceraian. Di dalam isi novel juga terdapat cerita tentang pembunuhan dan tuduhan
pembunuhan, hal ini juga berupa sisi negatif dari isi novel. Kebanyakkan peran
dari seniman yang di dalam vovel menceritakan tentang keegoisan sehingga
alangkah baiknya novel ini dibaca para pemuda/i yang sudah menginjak dewasa untuk
mengantisipasikan pikiran-pikiran yang tidak baik kepada para pembaca.
Kesimpulan,
novel ini bagus untuk dibaca karena isinya banyak memberikan pelajaran dan
motivasi kepada pembaca. Meskipun novel ini membahas beberapa unsur negatif,
tapi tidak mengurangi keunggulan dan
tidak menghambat sipembaca untuk melanjutkan bacaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar